Pada suatu ketika Luqman melakukan perjalanan bersama anaknya. Luqman
menaiki seekor keledai dan anaknya mengikuti dengan berjalan kaki.
Ketika mereka bertemu dengan orang lain dalam perjalanan, orang itu pun
berkata, “ Lihatlah orang tua itu, tidak punya perasaan. Ia menaiki
keledai sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki”.
Mendengar hal tersebut, kemudian Luqman turun dari keledainya dan
menyuruh anaknya untuk menaikinya. Beberapa waktu kemudian mereka
kembali bertemu orang, mereka berkata,” Lihatlah anak itu, kurang ajar
sekali. Ia enak-enak naik keledai, sedangkan bapaknya dibiarkan berjalan
kaki”.
Terkejut dengan perkataan orang, kemudian Luqman menyuruh anaknya
menaiki keledai bersamanya. Kemudian mereka bertemu lagi dengan
oranglain, yang berkata, “ Kejam sekali mereka, keledai sekecil itu
dinaiki oleh dua orang”.
Sekali lagi mereka merubah posisi, sekarang keduanya berjalan di
samping si keledai. Setelah beberapa saat, mereka kembali bertemu
seseorang, “ Betepa bodohnya mereka, punya keledai tapi tidak dinaiki”.
“Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia.
Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan
kepada Allah S.W.T semata. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang
menjadi satu-satunya
pertimbangannya.”
pertimbangannya.”
Hikmah yang bisa diambil dari kisah ini adalah bahwa sekuat apapun
manusia berusaha, ia tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Cukuplah
bersandar atas keridlaan Allah, ketika melakukan sebuah kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar